Thursday, June 25, 2009

TUKIRA

Kesurupan/Kerauhan





Kesurupan berasal dari kata "surup" yg artinya sore hari menjelang magrib. Pada saat surup-surup inilah makhluk halus dengan mudah memasuki dimensi fisis.
Kesurupan /kerauhan adalah sebuah keadaan dimana makhluk halus memasuki jasad fisik seseorang. Makhluk itu akan menguasai pikiran, ucapan dan tindakannya sehingga orang akan hilang kesadarannya. Mahluk yang halus itu ada di mana-mana dan dia siap untuk memasuki tubuh siapa saja yang kesadarannya sedang “blank”.


Apa kesadaran “blank” itu? Yaitu fase dimana gelombang otak seseorang memasuki fase alfa teta. Anak-anak yang masih suka berkhayal paling mudah kena kesurupan/kerasukan/kerauhan. Bila orang dewasa masih suka berkhayal maka boleh jadi dia juga mudah kena kerasukan. Anak indigo yang gelombang otaknya sangat rendah juga sering mengalami kesurupan. Ada apa sesungguhnya di gelombang otak rendah ini kok kita mudah berhubungan dengan makhluk halus? Sebab makhluk halus itu gelombang fisiknya juga rendah dan tertangkap oleh kesadaran kita yang sedang memasuki alam yang ada di gelombang rendah pula.

Ini berbeda dengan meditasi untuk menurunkan gelombang otak hingga mencapai titik hening. Dalam meditasi, diri sejati kita tetap akan menjaga agar tidak ada energi halus dari luar diri yang akan masuk dan menguasai kesadaran kita. Bila orang kesurupan berarti kesadarannya nol persen, maka kesadaran orang meditasi adalah seratus persen. Ini sebab kenapa orang meditasi tidak pernah kesurupan. Kecuali bila memang dikehendaki. Lho kok gitu? Ya, sebab ada pula jenis meditasi yang memang menginginkan agar kesadarannya dimasuki oleh makhluk halus. Jadi memang disengaja demikian.
Jenis meditasi ini bisa kita temui pada teknik perdukunan yang menggunakan teknik perewangan, yaitu seorang medium yang melakukan meditasi dan kemudian mengalami “kesurupan” disengaja. Biasanya, orang-orang dewasa memanfaatkan kesurupan disengaja ini untuk mencari nomor lotre, mencari barang hilang, mencari penjahat (digunakan oleh aparat kepolisian) dan lain-lain.

Kesurupan/Kerauhan harus dibedakan dengan pewahyuan. Kesurupan/Kerauhan terjadi karena orang yang mengalami kesurupan/kerauhan itu dipengaruhi kesadaran indria-indrianya. Sedangkan pewahyuan seperti yang dialami para rsi yang menerima wahyu dari Tuhan dipengaruhi kesadaran sang diri, Atma.

Dalam Bhagavad-gita 3. 42 dijelaskan struktur yang membentuk jasmani dan rohani manusia mulai dari indria-indria sebagai struktur yang paling bawah, kemudian lapisan diatasnya yang lebih sempurna adalah pikiran, buddhi dan akhirnya kesadaran sang diri, Atma. Struktur ini menegasikan, bahwa Atma sebagai kesadaran tertinggi hendaknya mengendalikan buddhi, buddhi mengendalikan pikiran, dan selanjutnya pikiran mengendalikan indria-indria. Dalam arti ini, orang yang disebut bertindak benar ialah orang yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan indrianya yang dikendalikan pikiran, dan yang pikirannya dikendalikan buddhi, dan yang buddhinya lebih jauh telah dicerahi atma.
Atma adalah locus yang menjadi sumber pengalaman rohani dan pengalaman empiris manusia. Seluruh pengalaman manusia, baik ketika ia sadar maupun ketika ia tertidur, terakumulasi di dalam gua garbha atma. Karena itu atma widya adalah pengetahuan spiritual yang memberikan pembebasan. Orang yang bertindak karena pengaruh kesadaran atma, ia bertindak dengan cara yang benar, dan ia selalu suci serta siap menerima wahyu.
Apabila atma tidak mengendalikan indria-indria melalui buddhi dan pikiran, maka terjadi kehampaan dalam diri orang tersebut. Dalam keadaan hampa tersebut, maka mudah sekali stimulan mempengaruhi diri seseorang. Oleh karena itu, orang yang dikendalikan indria-indrianya, tanpa pencerahan dari sang atma, maka ia mudah sekali mengalami kerauhan. Stimulan yang menyebabkan kerauhan bisa karena roh dan juga bisa karena akumulasi masalah yang dihadapi di dunia ini. Orang yang mengalami stress dan strain berat, kadang-kadang menjerit-jerit seperti orang mengalami kerauhan. Akhir-akhir ini, banyak penduduk miskin di kota-kota yang rumahnya dirobohkan atau dibakar Satpol PP Pemda setempat, mereka berteriak-teriak histeris persis seperti orang yang mengalami kerauhan.
Jadi, mudahnya stimulan dari luar mempengaruhi kesadaran seseorang menunjukkan bahwa kedirian orang itu masih labil sehingga keadaannya seperti perahu di laut yang mudah diombang-ambingkan gelombang. Dalam pandangan agama, yang mengombang-ambingkan kehidupan kita sehingga mengalami suka dan duka di dunia ini, ialah tiga sifat alam yang disebut tri guna, yaitu satwam, rajas dan tamas. Kita merasakan kebahagiaan dan cenderung melakukan kegiatan saleh karena sedang berada dalam pengaruh satvika. Sedangkan sifat-sifat rajas mendorong kita dinamis dan juga ambisi. Sementara kemalasan merupakan perwujudan dari tamasa guna. Triguna inilah yang menjadi sumber sukacita dan dukacita makhluk hidup di dunia ini. Bahkan kelahiran-kelahiran yang lebih rendah juga disebabkan karena tingkat pengaruh triguna tersebut. Itulah sebabnya Sri Krisna di dalam Bhagavad-Gita menganjurkan, triguna tita, atasilah triguna.
Bagaimana mengatasi triguna? Inilah dengan senantiasa menempatkan indera-indera kita selalu dalam pengaruh yang berjenjang mulai dari pikiran, buddhi dan atma. Artinya, dia menyucikan indera-inderanya dengan kebenaran buddhi dan atma, seperti dianjurkan dalam Manawa Dharma Sastra 5.109, sbb: tubuh dibersihkan dengan air, pikiran disucikan dengan kebenaran, jiwa manusia dengan pelajaran suci dan tapabrata, kecerdasan dengan pengetahuan yang benar.
Tentang struktur yang membangun badan jasmani dan rohani manusia, atau dengan kata lain, mulai dari bentuk kasar (indera-indera) sebagai struktur yang paling rendah sampai kepada bentuk yang paling halus (atma) sebagai struktur yang tertinggi, bukanlah monopoli Bhagavad-gita. Varian-varian lain diuraikan dalam kesusastraan Veda yang lainnya, seperti Upanisad dan Wrhaspati Tattwa. Dalam Upanisad kita menemukan istilah kosa atau lapisan yang membentuk badan manusia, mulai dari lapisan yang paling luar (kasar) sampai kepada lapisan yang paling dalam (halus), seperti annamaya kosa, pranamaya kosa, manomaya kosa, vijnanamaya kosa, dan anandamaya kosa. Dalam Katha Upanisad, struktur itu disimbolkan dengan kereta, kuda, tali kekang, sopir dan pemilik kereta. Sementara di dalam Wrihaspatti Tattwa dijelaskan kedalam tiga istilah: sthula, suksama dan antakarana.
Dengan struktur itu semakin jelas bahwa fenomena kerauhan hanyalah terjadi pada tataran indera-indera yang mengalami kehampaan karena tidak tercerahkan oleh pengetahuan yang benar yang bersumber dari atma. Jadi, benar beperti apa yang dipaparkan penanya di atas, bahwa sulinggih jarang kerauhan. Bukan hanya jarang, malahan sejauh pengalaman kami, sulinggih tidak pernah mengalami kerauhan. Demikian juga, mereka yang berpikiran rasional, yang senantiasa berpikiran logis, dan menjadikan kegiatan berpikir sebagai medium pengembaraan yang sangat mengasyikkan, akan jarang diterpa kerauhan.
Jadi kerauhan itu bukanlah tanda bahwa seseorang sedang mengalami kematangan rohani atau kepenuhan rohani. Malahan, dalam kebanyakan kasus, kerauhan justru merupakan pertanda seseorang sedang terjerat dalam berbagai himpitan masalah, dan kerauhan itu menjadi salah satu konsesi atau pelarian untuk keluar dari kemelut kehidupan yang dialami seseorang. Saya masih ingat, semasa kecil, apabila ada kerauhan di pura, orang yang kerauhan tersebut malah dimarahi orang lain, yang memarahi biasanya biasanya orang itu usianya lebih tua. Orang yang memarahi ini berkata, "sing ja Bhatara ane ngalinggihin", maksudnya, bukan Bhatara yang hadir.
Pernyataan tersebut bukan tanpa alasan. Sebab di dalam masyarakat, terutama di daerah Bali Selatan, ada istilah mamutik, artinya, orang sengaja karauhan supaya maksud-maksudnya atau keinginannya secara sekala tidak dipenuhi (baik oleh keluarga, istri suami, anak, dan masyarakat) supaya dengan kerauhan itu, keinginannya itu bisa dipenuhi. Saya punya pengalaman unik, ada orang yang pernah saya antar tirtayatra ke India, dan setelah kembali dari tirtayatra ke India, dia kerauhan di rumahnya. Dalam kerauhan itu, dia minta supaya dinikahkan dengan seorang gadis yang selama ini menjadi pasangan selingkuhnya. Dia juga menjelaskan, keluarganya akan hancur apabila dia tidak dinikahkan dengan gadis idamannya itu. Kalau model kerauhan seperti ini, kayaknya tidak hanya layak dimarahi, melainkan juga patut dibentak.
Di luar yang telah diuraikan di atas, persoalan karauhan tidaklah sesederhana seperti yang telah disajikan di atas. Pertanyaan yang muncul adalah: bagaimana halnya dengan kerauhan yang ternyata petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh orang yang kerauhan itu, ternyata memang benar dan membawa keselamatan bagi orang yang dimaksudkan oleh orang yang kerauhan itu. Terhadap fenomena ini, orang Bali membedakan antara kerauhan dan kelinggihan. Kelinggihan adalah istilah lokal untuk fenomena pemahyuan. Jadi, dia bersumber dari Sang Diri, Kesadaran Agung, Atma.






Misteri Pikiran Bawah Sadar 





Otak manusia memiliki kapasitas memori yang sangat besar, lebih dari sekedar yang kita perkirakan selama ini.., Semua yang kita lihat, dengar, rasakan dan alami, baik bersifat positif atau negatif semua akan terekam dalam memori otak tersebut.
Maka tidak mengherankan jika sifat atau kepribadian anda banyak ditentukan oleh apa yang terekam otak anda. Jika memori otak anda merekam lebih banyak hal-hal yang negatif, maka anda akan cenderung negatif. Jika hal-hal positif yang lebih dominan, maka anda akan memiliki sifat positif pula. Anda dapat membuktikan sendiri, dengan siapa anda bergaul dan di lingkungan mana anda berada, maka itulah yang biasanya akan menentukan sifat dan sikap anda seperti apa. Karena pengalaman di lingkungan anda itulah yang akan terekam kuat dalam pikiran bawah sadar dan mengendalikan cara anda berpikir, bertindak dan mengambil keputusan dalam hidup anda.
Di dalam otak kita terdapat puluhan milyar neuron atau syaraf otak yang bekerja dengan begitu mengagumkan melebihi kemampuan mesin apa pun di dunia ini. Pada setiap syaraf otak tersebut terdapat sekumpulan besar atom yang berhubungan antara satu sama lain melalui jaringan otak. Pada setiap syaraf otak juga memiliki ribuan cabang yang disebut tentakel. Masing-masing tentakel ini berisi jamur atau spina dendrite yang mengandung ribuan zat kimia. Sistem inilah yang bekerja dengan dahsyat, menciptakan berbagai kea¬jaiban dalam hidup anda. Malas atau giat, percaya diri atau minder, pintar atau bodoh dan seterusnya semuanya ditentukan oleh neuron-neuron ini.
Seperti yang kita ketahui, otak sebagai pusat kekuatan pikiran manusia terbagi menjadi dua bagian, yaitu otak bagian kiri dan otak bagian kanan. Pikiran sadar ada pada otak bagian kiri yang mempunyai kemampuan menghitung, menganalisa, mengevaluasi, memutuskan dan sebagainya. Apa yang didengar telinga atau dilihat mata diolah oleh pikiran sadar, kemudian disimpan oleh pikiran bawah sadar. Sewaktu-waktu apa yang tersimpan didalam pikiran bawah sadar tersebut dapat diolah kembali oleh pikiran sadar untuk dilaksanakan berupa ucapan atau perbuatan.
Pikiran bawah sadar ada pada otak ba¬gian kanan yang mempunyai kemampuan menyimpan memori (ingatan), mengendalikan saraf motorik yang menggerakkan organ tubuh seperti jantung, paru-paru, kedipan mata, fungsi lambung, peredaran berbagai zat dalam tubuh, dan lain sebagainya. Pikiran bawah sadar juga mempunyai kemampuan untuk merasakan keindahan seni, menyimpan berbagai keterampilan, dan seterusnya. Dalam pikiran bawah sadar ini juga tersimpan citra diri setiap orang, baik citra diri yang negatif maupun positif
Tanpa Batas
Melalui pemikiran otaknya, manusia telah mampu mengubah dunia dari zaman primitif ke zaman modern seperti sekarang ini. Banyak hal-hal luar biasa yang telah tercipta. Lalu apakah hanya sebatas itu kemampuan otak kita? Ternyata tidak. Melalui berbagai penyelidikan, diketahui bahwa kekuatan otak (pikiran) manusia melebihi apa yang selama ini diperkirakan. Salah satunya adalah bahwa pikiran manusia mampu terhubung (connected) dengan alam semesta. Psikolog ternama, Karl Jung, menyebut misteri keterhubungan pikiran manusia dengan alam semesta dengan sebutan universal conciousness (kesadaran alam semesta). Sedangkan ahli biologi Rupert Sheldrake menyebutnya dengan morphogetic field (medan morfogenetika). Secara umum, kita sering menyebutnya dengan super mind.
Penelitian lain menyebutkan bahwa pikiran manusia dapat terhubung dengan pikiran manusia lainnya. Pada tahun 1940, Harold Burr, seorang neuroatomist dari Universitas Yale, menemukan bahwa semua makhluk hidup memiliki medan energi (energy field) yang sangat unik dan khas. Medan energi tersebut bahkan sudah dapat dideteksi pada tahap embrio. Kesimpulannya, energi-energi inilah yang menghubungkan satu makhluk dengan makhluk yang lain.
Temuan ini kemudian diperkuat oleh penelitian serupa lainnya. Di Jepang pernah diadakan penelitian terhadap seratus ekor monyet di suatu pulau yang terpencil. Seekor monyet yang dianggap paling pandai dan yang lain dipilih dan dilatih untuk mencuci kentang. Setelah dicoba pada monyet-monyet lain ternyata mereka lebih cepat menguasai ‘keahlian’ itu karena satu ekor monyet tadi sudah terlebih dulu memiliki ‘keahlian’ mencuci kentang tersebut. Tak hanya sampai disitu. Yang lebih mengejutkan, beberapa bulan kemudian kelompok monyet lain yang berada di pulau lain yang agak berjauhan, entah bagaimana juga tahu bagaimana mencuci kentang. Sekali lagi hal ini membuktikan adanya hubungan pikiran melalui medan energi sehingga memiliki pengetahuan yang sama (shared intelligence). Pada manusia, hubungan pikiran ini jauh lebih kuat, terutama oleh mereka yang memiliki. hubungan darah. Kita mengenal istilah firasat sebagai buktinya.
Kita mungkin pernah bermimpi bertemu dengan seseorang yang tidak dikenal. Pertanyaannya adalah, mengapa anda tiba-tiba saja memimpikan orang tersebut? Jawabannya tentu saja karena pikiran manusia saling terhubung satu sama lain. Jika hal tersebut berada dalam keadaan tidak sadar, maka dalam keadaan sadar kita mengenal namanya ilmu telepati yang mampu menghubungkan dua pikiran secara sadar.
Insting juga merupakan suatu produk luar biasa dari pikiran bawah sadar manusia. Insting dapat menuntun manusia untuk menentukan suatu pilihan atau tindakan tanpa perlu memaksa pikiran sadar bekerja. Hal ini dibuktikan dalam suatu penelitian di Universitas Duke. Dalam riset tersebut para peneliti mengajak Para partisipan bermain undian lotere. Mereka menugaskan para partisipan tersebut untuk memilih 4 macam undian yang tersedia. Partisipan dibagi dalam 3 kelompok. Kelompok pertama diperintahkan untuk memilih undian dalam hitungan waktu. Kelompok kedua diminta memilih undian tersebut tanpa batasan waktu atau selama yang mereka inginkan. Sementara kelompok ketiga dibuat bingung terlebih dulu sehingga tanpa sadar mereka harus berpikir dalam menentukan pilihan tersebut.
Hasil penelitian tersebut mengungkapkan, dalam beberapa hal partisipan yang menggunakan pikiran bawah sadar sangat efektif dalam menentukan keputusan. Namun disaat dihadapkan dengan undian berhadiah yang bisa dimenangkan, mereka tetap mempertimbangkan langkah utama yang akan diambil. Sementara Para partisipan yang sebelumnya dibuat bingung dan berpikir, sangat buruk dalam percobaan tersebut. Mereka terlalu banyak berpikir sehingga pikiran mereka terbagi dan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan.
Meskipun hasil riset ini menarik, namun para peneliti memperingatkan bahwa tidak selamanya pikiran bawah sadar efektif dalam menghasilkan keputusan, tetapi ada batasan-¬batasannya. Oleh sebab itu, sebaiknya setiap masalah dihadapi dengan tenang dan fokus.
Bagaimana Memanfaatkan Pikiran Bawah Sadar?
Berbeda dengan tenaga dalam yang harus dibangkitkan, pikiran bawah sadar tidak perlu dibangkitkan karena sudah ada sejak manusia terlahir ke muka bumi ini, tetapi hanya perlu dioptimalkan. Karena tanpa kita sadari, pikiran bawah sadar sering ikut andil dalam kehidupan kita sehari-hari. Artinya, kita sering menggunakan pikiran bawah sadar tanpa kita kehendaki dan sadari.
Memprogram pikiran bawah sadar berarti mengubah diri dari dalam. Inti dari teknik memprogram pikiran alam bawah sadar ini adalah bagaimana menciptakan suasana pikiran setenang mungkin, kemudian mena¬namkan pada batin hal-hal apa yang ingin dicapai dengan penuh keyakinan disertai dengan gambaran yang jelas. Semuanya dila¬kukan secara rutin dan tentu dengan penuh keyakinan.
Ada dua proses untuk memprogram pikiran bawah sadar, yaitu :1. 1. Meditasi Alfha
Dalam meditasi alfha ini, kita berusaha menempatkan pikiran pada kondisi alfha yaitu suatu kondisi dimana pikiran kita sangat rileks dan tenang. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan duduk santai di atas lantai, punggung lurus, pikiran tenang dengan mata terpejam. Akan lebih baik lagi jika disertai dengan mendengarkan musik lembut. Setiap tarikan napas harus panjang dan dalam.
Rasakan dengan hikmat setiap tarikan nafas tersebut, mulai dari lubang hidung sampai paru-paru. Jika dilakukan dengan benar, maka secara perlahan-lahan otak akan berada dalam kondisi alfha dimana anda akan merasakan suatu ketenangan yang luar biasa. Pada saat itu lah gerbang alam bawah sadar anda terbuka dengan lebar. Jika sudah sampai pada tahap ini, maka selanjutnya adalah melakukan afirmasi dan visualisasi.
1. 2. Afirmasi dan Visualisasi
Afirmasi dan Visualisasi dilakukan secara bersamaan atau seirama. Artinya, anda da-pat melakukan afirmasi sambil melakukan visualisasi. Afirmasi adalah kata-kata atau perintah yang diucapkan dalam batin tentang apa yang hendak dicapai atau diinginkan. Ini penting, karena akan menjadi informasi bagi pikiran bawah sadar serta dapat menjadi daya dorong yang akan menggerakkan diri kita untuk berbuat sesuatu yang kita inginkan tersebut.
Afirmasi bukanlah mantera dan dalam melakukannya tidak sembarangan. Mamma Tony Buzau, pencipta Mind Mapping, kata terbaik dalam afirmasi adalah “semakin”. Mengapa? Jika kita tidak menggunakan kata “semakin”, maka alam bawah sadar akan menolak perubahan yang sedang diupayakan karena tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh, seseorang yang memiliki tubuh ge¬muk dan menginginkan berat badannya turun dengan menggunakan kekuatan pikiran bawah sadarnya.
Ia mengucapkan kalimat afirmasi “saya kurus”. Maka prosesi ini tidak akan berhasil karena alam bawah sadar tahu kalau ia gemuk. Namun dengan menggunakan kata “semakin” (saya semakin kurus) serta memvisualisasikan sebuah tubuh yang kurus dan indah sesuatu harapan, berarti mengisyaratkan sebuah proses. Alam bawah sadar akan membaca dan menterjemahkan sebagai sesuatu yang, harus diproses, dari gemuk menjadi kurus.
Afirmasi harus dilakukan dengan penuh keyakinan, melibatkan emosi dalam diri, dan yang paling penting adalah berulang-ulang.
Selanjutnya, pikiran bawah sadar inilah yang akan mendikte gerak-gerik tubuh kita.
Visualisasi adalah proses penggambaran terhadap apa yang kita inginkan atau capai secara dengan detail. Keinginan yang hendak dicapai harus sudah dapat digambarkan karena pikiran bawah sadar hanya bisa menyusun berdasarkan kategori. Contohnya; jika anda menginginkan kelak akan memiliki sebuah mobil, maka visualisasikan mobil secara detail. Lihat warnanya dengan jelas, suaranya, merknya, stirya, ban, dan sebagainya. Dan yang terpenting, visualisasikan anda sedang mengendarai mobil itu.
Para pakar bahkan menyarankan untuk memandang gambar objek yang ingin dicapai terlebih dahulu (bila suatu benda), baru kemudian menanamkannya pada alam bawah sadar. Hal ini sangat sejalan dengan perkataan Marcus Aurelius Antonius, seorang kaisar Romawi, bahwa “Kehidupan manusia ialah bagaimana mereka memikirkannya.”
Dalam melakukan afirmasi dan visualisasi, ada 3 hal penting yang harus diperhatikan. Pertama, berikan batasan atau standar akan impian yang hendak dicapai, kemudian yakinkan diri sendiri semua impian tersebut sudah sepatutnya anda raih. Kedua, tentukan target waktu. Dambakan impian itu terwujud sesuai target yang telah ditentukan, sebab impian tanpa target waktu hanya akan menjadi mimpi sesaat. Impian dengan target waktu akan menggerakkan kesadaran untuk tidak segan-segan melakukan perubahan. Ketiga, lakukan berulang-ulang.
Artinya, mengkondisikan diri kita untuk lebih sering ingat akan impian kita. Jika sering ingat, maka perlahan-lahan impian itu akan tertanam di alam pikiran bawah sadar, dan alam bawah sadar akan menggerakkan atau menuntun diri kita untuk menciptakan keputusan atau menjadikan kita lebih kreatif. Karena bagaimana pun juga, seperti yang dikatakan Napoleon Hill, “Pikiran yang dibayangkan dengan keyakinan akan membuat suatu hasil yang nyata”.
Tidak ada batasan waktu dalam melakukan program pikiran bawah sadar ini. Waktu yang lama, tidak berarti baik dan sempurna. Intinya, serahkan pada keinginan diri anda sendiri dan kondisi waktu yang tersedia. Program pikiran bawah sadar yang disertai keyakinan kuat akan mengetuk kesadaran (heartknock). Dengan melakukannya secara berulang-ulang dan rutin, maka akan memompa semangat dan mendorong kita untuk terus berbuat, karena pikiran bawah sadar tersebut berperan sebagai penghubung antara jiwa dengan tubuh.
Sehingga tubuh pun bereaksi dengan mengerakkan seluruh potensi yang sebelum-nya tidak pernah digunakan, dalam bentuk kreatifitas atau tindakan. Begitulah seterusnya, program pikiran bawah sadar akan terus membangkitkan segala potensi kita sebagai manusia.
(dari berbagai sumber)

No comments:

Post a Comment